Usulan Damai Rusia Ukraina dari Prabowo sampai Kecelakaan Kereta India

MafiNews.com,  Misi damai yang diusulkan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto untuk perang Rusia dan Ukraina menjadi sorotan.

Sementara itu kecelakaan tragis kereta api di India pada Jumat (2/6) lalu juga menjadi salah satu tragedi paling mematikan dalam industri kereta api India.

Berikut ini berita-berita internasional yang menyedot banyak perhatian sepanjang akhir pekan yang dirangkum dalam Kilas Internasional pagi ini.

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyampaikan proposal damai terkait perang antara Rusia dan Ukraina. Usulan ini disampaikan Prabowo dalam pertemuan Dialog Shangri-La di Singapura.

Beberapa usulan Prabowo di antaranya dengan melakukan gencatan senjata dan membentuk zona demiliterisasi. Dia juga menyarankan Rusia dan Ukraina mundur dari lokasi perang sejauh 15 kilometer.

Namun usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Ukraina. Mereka menganggap usulan itu aneh dan terdengar seperti bukan usulan dari Indonesia.

"Terdengar seperti usulan Rusia, bukan usulan Indonesia. Kami tidak butuh mediator seperti ini datang ke kami (dengan) rencana aneh ini," kata Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, seperti dikutip AFP.

Kecelakaan besar di kota Balasore, India, menyebabkan banyak korban jiwa dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Insiden ini menambah deret panjang tragedi kereta di India.

Sejarah mencatat ini bukan kali pertama kecelakaan kereta mematikan terjadi di India. Sebelumnya pada 1981, insiden Rel Bilhar juga menjadi kasus kecelakaan kereta paling mematikan di India.

Infrastruktur yang membusuk sering disebut sebagai penyebab keterlambatan lalu lintas dan banyak kecelakaan kereta api di India.

Meskipun statistik pemerintah menunjukkan kecelakaan dan kereta tergelincir dari rel telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, tapi hal itu masih sering terjadi secara tragis.

Perang kembali pecah di Sudan setelah kesepakatan gencatan senjata antara dua kubu berakhir. Pasca berakhirnya gencatan senjata, perang pecah dan menyebabkan 40 orang tewas.

Kelompok pemantau hak asasi manusia, Darfur Bar Association, mengonfirmasi laporan kematian itu. Menurut mereka, korban tewas dan luka juga mencakup para penghuni kamp pengungsian Kassab.

Tak hanya di Darfur, perang juga pecah di sejumlah kawasan lain, termasuk Ibu Kota Khartoum. Seorang warga bernama Sara Hassan mengatakan kehidupannya kini bak neraka. (Sumber Cnn/Mn)

TERKAIT