G7 Desak China Tekan Rusia Akhiri Perang di Ukraina

Mafinews.com,  Para pemimpin negara yang tergabung dalam G7 dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) yang digelar di Hiroshima, Jepang, mendesak China untuk menekan Rusia agar mengakhiri perangnya di Ukraina dan menyelesaikan sengketa teritorial secara damai.

Dalam pernyataan bersama, para pemimpin G7 menekankan bahwa mereka tidak ingin merugikan China dan G7 mencari hubungan yang konstruktif dan stabil dengan Beijing. Para pemimpin G7 juga mengakui pentingnya terlibat secara terbuka.

"Kami meminta China untuk menekan Rusia agar menghentikan agresi militernya, dan segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik pasukannya dari Ukraina," kata pernyataan para pemimpin G7, seperti dikutip dari AP, Sabtu (20/5).

"Kami mendorong China untuk mendukung perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi berdasarkan integritas wilayah dan prinsip serta tujuan Piagam PBB," lanjut pernyataan itu.

Para pemimpin G7 juga mengungkapkan keprihatinan mereka secara langsung ke China atas yang terjadi di Ukraina. G7 juga meminta China terlibat dalam pembicaraan langsung dengan Ukraina.

Kelompok G7 menyatakan, kerja sama dengan China diperlukan mengingat peran global dan ukuran ekonomi negara itu. Para pemimpin G7 juga menginginkan kerja sama dengan China menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, utang, dan kebutuhan pembiayaan negara-negara yang rentan, masalah kesehatan global, dan stabilitas ekonomi.

Tetapi para pemimpin menyatakan keprihatinan serius tentang situasi di laut China Timur dan Selatan, di mana Beijing telah memperluas kehadiran militernya dan mengancam akan menggunakan kekuatan untuk mengendalikan Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri.

Kelompok G7 menyerukan resolusi damai atas klaim China atas Taiwan, yang tetap belum terselesaikan sejak komunis memperoleh kekuasaan di daratan China pada tahun 1949. Seruan itu menyebut, "tidak ada dasar hukum untuk klaim maritim China yang luas di Laut China Selatan, dan kami menentang aktivitas militerisasi China di wilayah tersebut."

G7 juga bersatu dalam menyuarakan keprihatinan tentang hak asasi manusia di China, termasuk di Tibet, di Hong Kong, dan di wilayah paling barat Xinjiang, di mana masalah kerja paksa merupakan masalah abadi.

(Sumber Cnnindonesia/Mn)

TERKAIT